Selasa, 09 Desember 2014

Sulap Matematika : Belajar Matematika Menyenangkan


SULAP ANGKA
BELAJAR MATEMATIKA JADI MENYENANGKAN

Oleh : Supriyo, S.Pd.I

(Silahkan jika dibutuhkan bisa menjadi Referensi. Jika berkenan hubungi saya untuk berdiskusi di supriyo_mtsnbener@yahoo.co.id atau 081 392 080 595)


Belajar menyenangkan tanpa kekerasan, mengajar dengan hati dan cinta  merupakan tuntutan guru masa kini. Bukan saatnya lagi seorang guru mengajar dengan tekanan dan ancaman, sehingga siswa terkungkung dalam penjara ketakutan yang semestinya tidak terjadi.
Masih sering terdengar, ketakutan-ketakutan siswa belajar di kelas, merasa tidak nyaman, dan phobia pada pelajaran atau guru-guru tertentu. Kelas menjadi panas, pembelajaran jadi kaku, membosankan, dan siswa seakan merasa terancam setiap kali bertemu dengan pelajaran atau guru tertentu tersebut. Hal semacam ini menjadikan proses pembelajaran tidak lagi sehat.
Apalagi mata pelajaran yang banyak dianggap siswa sebagai mata pelajaran yang menakutkan. Seperti Matematika misalnya. Siswa akan semakin takut mengikuti pembelajaran ini, jika gurunya juga turut andil menyumbangkan suasana yang menakutkan. Guru galak, pemarah, mudah sekali menjatuhkan hukuman, ekspresi wajah kaku, mahal senyum, apalagi tidak pernah mengajak siswa bermain-main yang mendatangkan tawa.
Semestinya dalam belajar, pelajaran yang mendatangkan momok siswa diikuti oleh guru yang mampu membawa suasana ceria, sehingga mata pelajaran yang menakutkan tadi bisa dicintai dan dirindukan kehadirannya, karena guru yang mengajarnya adalah guru yang mampu membawa kelasnya pada suasana yang menyenangkan.
Banyak cara untuk membawa suasana kelas menjadi menyenangkan dan surganya siswa, untuk itu guru dituntut selalu inovatif, tidak cepat merasa puas dengan keberhasilannya sekarang, terus meningkatkan kemampuan dirinya dalam mengajar dengan selalu belajar dan belajar dari berbagai sumber juga mengikuti tuntutan perkembangan zaman.
Salah satu pembelajaran menyenangkan adalah dengan bermain sulap yang disampaikan sebelum pembelajaran dimulai, ditengah-tengah kejenuhan siswa belajar atau di akhir pembelajaran. Tergantung suasana kelas saat itu.
Selain menyenangkan, permainan sulap ternyata bisa menghasilkan perubahan yang signifikan pada struktur otak. Dalam jurnal Nature Neuroscience, peneliti mengatakan bahwa terdapat peningkatan sebesar 5 persen pada daerah putih yang merupakan tempat jaringan serat saraf dalam otak.
Dalam jurnal tersebut dituliskan bahwa, peneliti mempelajari 24 orang dewasa muda sehat yang sebelumnya tidak bisa melakukan sulap. Orang tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok pertama diberikan pelatihan sulap setiap minggu selama 6 minggu sedangkan kelompok lainnya berlatih sulap selama 30 menit setiap harinya secara normal. Setelah melakukan pelatihan selama 6 minggu, terdapat peningkatan sebesar 5 persen pada daerah putih yang terletak di dalam bagian belakang otak yang disebut dengan intraparietal sulcus. Daerah ini telah diketahui mengandung saraf-saraf yang bereaksi saat seseorang berusaha untuk menggapai benda-benda dalam penglihatan yang kurang penting (tepi). Ada variasi yang besar dalam kemampuan partisipan untuk dapat bermain sulap dan semuanya ditunjukkan atas perubahan daerah putih.
Secara umum ada dua jenis permainan sulap matematika, yaitu permainan sulap matematika sebagai bentuk kegiatan yang menyenangkan dan permainan sulap yang terintegrasi dengan pembelajaran matematika.

Permainan Sulap Matematika sebagai Bentuk Kegiatan yang Menyenangkan
Permainan sulap matematika ini dapat diberikan di awal pembelajaran, di tengah proses pembelajaran atau di akhir pembelajaran. Dengan selalu disajikan permainan sulap matematika diharapkan suasana belajar matematika menjadi tidak membosankan dan siswa lebih tertarik belajar matematika. Bahkan dalam beberapa permainan sulap matematika ada pengetahuan baru yang membantu memudahkan dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika meskipun tidak terkait langsung dengan materi pembelajaran.
Sebagai contoh, katakan pada siswa, betapa menyenangkan jika kita serius belajar matematika dan mampu melakukan hitungan dengan cepat dan tepat, maka dihadapan orang seakan-akan kita mempunyai kelebihan yang mampu melihat sesuatu yang disembunyikan orang.
Pertama, minta seorang siswa memilih bilangan empat angka bebas tanpa menyebutkan bilangan yang ia pilih (misal: 2860). Lalu, minta dia mengurangi bilangan tersebut dengan bilangan-bilangan penyusunnya (contoh : 2860 – 2 – 8 – 6 – 0 = 2844). Selanjutnya, dari hasil yang diperoleh (2844), mintalah siswa itu untuk menyembunyikan sebuah angka dan menyebutkan angka sisanya. Lalu buatlah dia terkejut dengan menyebutkan angka yang dia sembunyikan dengan cepat. (contoh: dia menyembunyikan angka 2 dari 2844, lalu menyebutkan tiga angka sisanya: 8, 4, dan 4. Lalu Anda dengan cepat berkata, “Angkanya 2 kan….”).
Dari sini tentu siswa akan merasa tercengang, mengapa gurunya mampu melihat angka yang ia sembunyikan, padahal sebelumnya tidak pernah diperlihatkan ataupun katakan. Nah saat siswa dipenuhi dengan rasa penasaran inilah, guru memberikan “penekanan” bahwa mereka akan bisa seperti gurunya jika minimal pembelajaran kali ini serius mengikuti dan memahami dengan baik. Jika siswa benar-benar memenuhi harapan guru, barulah pada saat tertentu sampaikan rahasianya, agar mereka juga bisa seperti anda.
Triknya ternyata mudah saja. Jumlahkanlah bilangan yang diberikan (8 + 4 + 4 = 16), lalu cari bilangan kelipatan sembilan yang terdekat dengan bilangan tersebut tetapi lebih besar atau sama dengan bilangan itu (dalam hal ini bilangan kelipatan 9 yang terdekat dan lebih besar atau sama dengan 16 adalah 18). Lalu, kurangkan 18 dengan 16 dan Anda akan mendapatkan jawabannya: Dua !
Sebagai catatan, Anda akan mengalami sedikit kesulitan jika jumlah dari tiga angka yang diberikan adalah kelipatan 9. Jika itu terjadi, maka angka yang disembunyikan ada di antara 2 kemungkinan, 0 atau 9. Anda dapat mengakalinya dengan bertanya, “Angkanya besar kan…?”. Kalau responnya negatif, berarti angkanya 0 dan kalau responnya positif, berarti angkanya 9.

Permainan Sulap Matematika Terintegrasi dengan Pembelajaran Matematika
Sebagian permainan sulap matematika dapat disajikan terintegrasi dengan materi atau bahan ajar yang diberikan, sebab rahasia permainan sulap tersebut dapat dipahami siswa setelah memahami lebih dahulu materi yang akan disajikan. Dengan cara demikian kemauan untuk memahami materi yang disajikan tumbuh dari dalam diri siswa karena termotivasi untuk mengetahui rahasia permainan sulap matematika tersebut.
Sebagai contoh, saat pembelajaran operasi hitung campuran (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian), atau persamaan linier dua variabel, atau aritmatika, atau aljabar, atau materi lainnya sesuai kebutuhan yang dianggap ada kaitannya antara pembelajaran yang disampaikan dengan permainan sulap yang diperlihatkan. Katakan pada siswa jika pembelajaran kali ini, bisa digunakan menebak  jumlah anggota keluarga teman kita sekaligus uang jajannya hari ini. Siswa tentu akan penasaran dan akan serius mengikuti pembelajaran ini.
Sebagai contoh, salah seorang siswa disuruh maju dan suruh mengalikan jumlah anggota keluarga dengan 4 (contoh bila jumlah anggota keluarga adalah 6, maka 6 x 4 = 24) , lalu tambahkan dengan 10 (24 + 10 = 34), kalikan dengan 25 (34 x 25 = 850), kurangi dengan banyaknya hari dalam setahun yang bukan kabisat, yaitu 365 hari (850 – 365 = 485), selanjutnya minta dia untuk menambahkan dengan banyak uang sakunya (tanpa ribuannya, contoh 20.0000, bilangan yang digunakan adalah 20-nya saja) maka akan terlihat 485 + 20 = 505, dan yang terakhir  tambah dengan 115 (505 + 115 = 620).
Setelah siswa menyelesaikan serangkaian operasi tersebut, tanyakan hasilnya pada siswa tadi. Dari hasil itu (hitungan siswa benar), guru dapat mengetahui dengan tepat jumlah anggota keluarga siswa sekaligus uang jajannya. Jumlah anggota keluarga siswa itu adalah bilangan dari digit ratusan, yaitu 6, sedangkan banyak uang jajannya adalah digit puluhan dan satuannya yaitu 20 atau 20.000.
Ilustrasi dari permainan tadi sebenarnya sangat sederhana dan bilangan pengali, penambah, dan pengurangnya dapat diganti-ganti sesuai kebutuhan agar terlihat permaianannya bukan sekedar hafalan dari angka-angka tertentu dan menebak yang itu-itu juga. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :
1. Anggap jumlah anggota keluarga adalah a
2. Dikalikan 4 maka sama dengan 4a
3. Tambahkan 10 maka 4a + 10
4. Kalikan dengan 25 maka 25(4a + 10) = 100a + 250
5. Kurangi dengan jumlah hari dalam setahun 100a + 250 – 365 = 100a – 115
6. Tambahkan dengan uang jajannya sekarang, misalnya u, maka 100a–115 + u
7. Terakhir tambahkan dengan 115, sehingga menjadi 100a – 115 + u + 115 = 100a + u
Bilangan 100a + u ini yang merupakan hasil akhir perhitungan menunjukkan bilangan jumlah anggota keluarga a dan bilangan uang jajannya sekarang adalah bilangan u.
Permainan ini masih bisa dirubah-rubah dengan sesuatu yang akan ditebaknya, misalnya tanggal dan bulan ulang tahun, nilai ujian, atau mungkin binatang ternak yang dirumah.
Dengan belajar disertai dengan permainan–permainan, maka pembelajaran jadi menyenangkan dan dirindukan kehadirannya oleh siswa. Pelajaran yang semula merupakan momok mampu dihadirkan dalam bentuk yang mengasyikkan dan menghibur, sehingga pelajaran yang semula terlihat di awang-awang, selalu bergelut dengan rumus dan tidak berguna ternyata bisa dibawa dalam kehidupan nyata.

Supriyo, S.Pd.I
Adalah guru Matematika di MTs Negeri Bener – Purworejo
Email : supriyo_mtsnbener@yahoo.co.id





Daftar Pustaka

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/investigative-medicine/1936177-sulap-bisa-meningkatkan-kemampuan-otak/ Diakses tanggal 18 Juli 2010

Mawardi, Muh Sholeh. Permainan sulap Matematika. http://sulapmatematika.blogspot.com/2008/07/permainan-sulap-matematika.html. Diakses tanggal 18 Juli 2010
Sriyanto, H.J. 2009. Bermain Sulap dengan Matematika : Cara asyik Bermain Angka. Yogyakarta : Indonesia Cerdas


Tidak ada komentar: